Senin, 14 November 2016

hadits menahan amarah


SERING kita melihat ketika orang yang sedang dikuasai gejolak amarahnya, ia hingga tak sadar mengeluarkan kata-kata kasar bahkan berbuat sesuatu yang brutal seperti melempar benda, mengacau balaukan ruangan. Dan yang paling parah ia nekad menghabiskan nyawa seseorang yang membuatnya marah. Padahal Allah SWT dan Rasulullah SAW telah memerintahkan kita untuk dapat menahan amarah. Berikut akan dibahas keutamaan bagi orang yang menahan amarah, dilandaskan dari ayat dan hadits-hadits. Diantaranya adalah:

1. Dipuji oleh Allah SWT

Hal ini berdasarkan dari firman Allah dalam QS. Asy-Syura [42]: 37,
“Dan bagi orang-orang yang menjauhi dosa-dosa besar dan perbuatan-perbuatan keji, dan apabila mereka marah mereka memberi maaf”.

Selain itu, terdapat juga hadits:

“Barangsiapa yang menahan amarahnya sedangkan ia mampu untuk mewujudkannya, Allah akan menyebut dan memujinya pada hari kiamat kelak di hadapan seluruh makhluk, hingga dia diberi pilihan untuk mengambil bidadari mana saja yang ia kehendaki,” (HR. Tirmidzi 2021, Abu Dawud 4777, Ibnu Majah 4186, Ahmad 3/440).

2. Dicintai Allah SWT

Siapa yang tidak ingin dicintai Allah? Setiap manusia pasti mengharapkannya. Orang-orang yang mampu menahannya pasti mendapatkan cinta Allah SWT. Sebagaimana dalam firmannya,

“Yaitu orang-orang yang menafkahkan hartanya, baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan kesalahan orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan,” (QS. Ali Imran [3]: 134).

Berkenaan dengan hal ini, Rasulullah SAW juga bersabda,

“Tidaklah shadaqah itu mengurangi harta, dan tidaklah Allah menambahkan sifat pemaaf kepada seorang hamba kecuali akan menjadikannya mulia, dan tidaklah seorang hamba rendah hati karena Allah melainkan Allah akan tinggikan derajatnya,” (HR. Muslim 2588, Tirmidzi 2029, Ahmad 2/235, Malik 2/1000, Darimi 1683).

3. Wasiat Rasulullah SAW

Rasulullah menasihatkan dan mewasiatkan kepada seluruh umatnya untuk mampu menahan amarah, sebagaimana dalam sebuah hadits:

Abu Hurairah RA berkata: Ada seseorang datang menemui Nabi SAW seraya berkata: “Wahai Rasulullah, berilah aku wasiat.” Maka Rasulullah SAW bersabda: “Janganlah kamu marah.” Beliau mengulanginya berkali-kali, dengan berkata: “Janganlah kamu marah,” (HR. Bukhari 6116, Ahmad 2/362).

Al-Hafizh Ibnu Rajab al-Hanbali mengatakan: “Orang ini datang menemui Nabi SAW untuk meminta kepada beliau wasiat yang ringkas tetapi mencakup seluruh perangai kebaikan, karena memang dia ingin menghafalnya dan khawatir bila terlalu panjang tidak dapat mencerna wasiat beliau. Nabi SAW mewasiatkannya agar tidak marah dan mengulang wasiat itu berkali-kali, semua ini menunjukkan bahwa marah itu kunci kejelekan dan menahan diri dari marah kunci seluruh kebaikan,” (Jami’ul Ulum wal Hikam 1/362).

4. Termasuk orang yang kuat

Dari Abu Hurairah RA, bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Bukanlah orang yang kuat itu yang pandai bergulat, akan tetapi orang yang kuat adalah yang mampu menahan jiwanya ketika marah,” (HR. Bukhari 6114, Muslim 2609).

5. Dijauhkan dari murka Allah SWT

Dari Abdullah bin Amr RA. bahwasanya dia bertanya Rasulullah SAW: “Wahai Rasulullah, amalan apa yang dapat menjauhkan aku dari murka Allah?” Beliau menjawab: “Jangan marah!” (HR. Ahmad 2/175).

6. Masuk surga

Abu Darda’ RA berkata: Ada seseorang yang datang menemui Rasulullah SAW dan bertanya: “Wahai Rasulullah, tunjukilah aku sebuah amalan yang dapat memasukkan aku ke dalam surga!” Rasulullah SAW menjawab: “Jangan marah, dan bagimu surga,” (HR. Thabrani, lihat Shahih Targhib 3/46).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar