Senin, 14 November 2016

hadits keutamaan doa


 بِسْــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم

Menurut bahasa do'a berasal dari kata "da'a" artinya memanggil. Sedangkan menurut istilah syara' do'a berarti "Memohon sesuatu yang bermanfaat dan memohon terbebas atau tercegah dari sesuatu yang memudharatkan.
Adapun lafadz do'a yang ada dalam Al- Qur'an bisa bermakna sebagai berikut: 1. Ibadah, (Q.S.Yunus: 106). 2. Perkataan atau Keluhan. (Q.S.Al Anbiya: 15), 3. Panggilan atau seruan.  (Q.S. Ar- Rum: 52), 4. Meminta pertolongan. (Q.S.Al- Baqarah: 23), 5. Permohonan. (Q.S.Al- Mukmin: 49). Sejatinya, tujuan berdoa adalah meningkatkan kedekatan diri kepada Allah SWT sekaligus untuk memperbaiki diri. Ibn Atha'illah dalam kitabnya Al-Hikam menjelaskan, "Bagaimana engkau menginginkan sesuatu yang luar biasa, padahal engkau sendiri tak mengubah dirimu dari kebiasaanmu? Kita banyak meminta dan berharap pada Allah, tetapi sibuknya meminta kadang membuat kita tak sempat menilai diri sendiri. Padahal, kalau kita meminta (doa) sembari berusaha untuk mengubah diri (ikhtiar), Allah akan memberikan apa yang kita minta karena doa itu hakikatnya adalah pengiring agar kita bisa mengubah diri kita."
Manfaat doa begitu besar dalam kehidupan manusia. Dengan doa, kedamaian dapat diraih, semangat hidup dapat ditingkatkan, dan emosi dapat dikendalikan. Dengan doa, ada harapan yang terbentang. Doa juga menjadi penyejuk pada saat menghadapi musibah. Doa adalah tempat kembalinya manusia setelah seharian melakukan usaha (ikhtiar).

Allah memerintahkan manusia agar berdo'a dan merendahkan diri pada-Nya, serta menjanjikan akan mengabulkan doa dan mewujudkan apa yang dipinta itu.
1. Makna dan Hakikat Do’a
Arti do'a. Do’a (الدُّعَاءُ) secara bahasa bermakna permintaan, dan berdo’a berarti meminta. Sementara itu, makna do’a secara syari’at adalah meminta sesuatu yang bermanfaat, dan meminta supaya dihilangkan atau dijauhkan dari sesuatu yang membahayakan. (Majmu’ Fatawa Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah 15/10, dan lihat Bada’i al-Fawa’id 3/835).
2 Jenis permintaan. Do’a tidak lepas dari permintaan supaya dilimpahi kebaikan atau supaya dihindarkan dari keburukan/marabahaya baik yang belum atau sudah terjadi. Sebab itu, Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda: الدُّعَاءَ يَنْفَعُ مِمَّا يَنْزِلُ، وَمِمَّا لَمْ يَنْزِلْ “Do’a itu bermanfaat baik untuk sesuatu yang sudah turun atau yang belum turun.” (HR. Hakim 6/70; dihasankan oleh al-Albani dalam Shahih al-Jami’: 5721). Jika kita memperhatikan do’a-do’a Rasulullah صلى الله عليه وسلم, maka kita dapati do’a tersebut tidak lepas dari dua perkara di atas, seperti do’a Rasulullah صلى الله عليه وسلم: اللَّهُمَّ رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ “Ya Allah anugerahkan kepada kami kebaikan di dunia dan akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka.” (QS. al-Baqarah: 201). Rasulullah صلى الله عليه وسلم dalam sebuah haditsnya juga berdo’a:اللَّهُمَّ أَصْلِحْ لِي دِينِي الَّذِي هُوَ عِصْمَةُ أَمْرِي وَأَصْلِحْ لِي دُنْيَايَ الَّتِي فِيهَا مَعَاشِي وَأَصْلِحْ لِي آخِرَتِي الَّتِي فِيهَا مَعَادِي وَاجْعَلْ الْحَيَاةَ زِيَادَةً لِي فِي كُلِّ خَيْرٍ وَاجْعَلْ الْمَوْتَ رَاحَةً لِي مِنْ كُلِّ شَرٍّ “Ya Allah perbaikilah agamaku karena (agamakulah) yang memelihara urusanku, perbaikilah duniaku karena (duniakulah) tempat hidupku (sekarang), perbaikilah akhiratku karena (akhiratkulah) tempat kembaliku, dan jadikanlah hidupku semakin bertambah segala kebaikan untukku, dan jadikanlah matiku waktu istirahat dari segala keburukan.” (HR. Muslim: 2720).
Terkadang permintaan dan perlindungan terpisah. Dan masih banyak lagi do’a-do’a Rasulullah صلى الله عليه وسلم yang menggabungkan antara permintaan kebaikan dan permintaan dihindarkan dari keburukan, atau pada suatu waktu beliau meminta kebaikan secara tersendiri, dan pada waktu lain beliau meminta dihindarkan dari keburukan secara tersendiri, seperti meminta ketakwaan, meminta supaya dihindarkan dari sifat malas, terlilit hutang, dan sebagainya. Oleh karena itu, jika Rasulullah صلى الل

Tidak ada komentar:

Posting Komentar