Senin, 21 November 2016

Janganlah salah seorang dari kalian sujud dengan membentangkan kedua sikunya sebagaimana anjing

“Seimbanglah kalian ketika sujud, dan janganlah salah seorang dari kalian sujud dengan membentangkan kedua sikunya sebagaimana anjing. “
(IBNUMAJAH – 882) : Telah menceritakan kepada kami Nashr bin Ali Al Jahdlami berkata, telah menceritakan kepada kami Abdul A’la berkata, telah menceritakan kepada kami Sa’id dari Qatadah dari Anas bin Malik bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Seimbanglah kalian ketika sujud, dan janganlah salah seorang dari kalian sujud dengan membentangkan kedua sikunya sebagaimana anjing. ”
حَدَّثَنَا نَصْرُ بْنُ عَلِيٍّ الْجَهْضَمِيُّ حَدَّثَنَا عَبْدُ الْأَعْلَى حَدَّثَنَا سَعِيدٌ عَنْ قَتَادَةَ عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ
أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ اعْتَدِلُوا فِي السُّجُودِ وَلَا يَسْجُدْ أَحَدُكُمْ وَهُوَ بَاسِطٌ ذِرَاعَيْهِ كَالْكَلْبِ
sujud-spt-anjing2

Do’a yang paling banyak dipanjatkan Nabi

“Do’a yang paling banyak dipanjatkan Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam adalah: ‘RABBANAA AATINAA FID DUN-YAA HASANAH WAFIL AAKHIRATI HASANAH WAQINAA ‘ADZAABAN NAAR Wahai Rabb kami, karuniakanlah kepada kami kebaikan di dunia dan akhirat, dan hindarkanlah kami dari siksa api neraka”
(BUKHARI – 5910) : Telah menceritakan kepada kami Musaddad telah menceritakan kepada kami Abdul Warits dari Abdul Aziz dari Anas dia berkata; “Do’a yang paling banyak dipanjatkan Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam adalah: ‘RABBANAA AATINAA FID DUN-YAA HASANAH WAFIL AAKHIRATI HASANAH WAQINAA ‘ADZAABAN NAAR Wahai Rabb kami, karuniakanlah kepada kami kebaikan di dunia dan akhirat, dan hindarkanlah kami dari siksa api neraka.'”
حَدَّثَنَا مُسَدَّدٌ حَدَّثَنَا عَبْدُ الْوَارِثِ عَنْ عَبْدِ الْعَزِيزِ عَنْ أَنَسٍ قَالَ
كَانَ أَكْثَرُ دُعَاءِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اللَّهُمَّ رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

Hadits Tidak Boleh Berbuat Kerusakan


Hadits  Tidak Boleh Berbuat Kerusakan

HADITS 

عَنْ أَبِي سَعِيْدٍ سعْدُ بْنِ سِنَانِ الْخُدْرِي رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى الله عليه وسلَّمَ قَالَ : لاَ ضَرَرَ وَلاَ ضِرَارَ
[حَدِيْثٌ حَسَنٌ رَوَاهُ ابْنُ مَاجَه وَالدَّارُقُطْنِي وَغَيْرُهُمَا مُسْنَداً، وَرَوَاهُ مَالِك فِي الْمُوَطَّأ مُرْسَلاً عَنْ عَمْرو بْنِ يَحْيَى عَنْ أَبِيْهِ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَأَسْقَطَ أَبَا سَعِيْدٍ وَلَهُ طُرُقٌ يُقَوِّي بَعْضُهَا بَعْضاً]
Terjemah hadits / ترجمة الحديث :
Dari Abu Sa’id, Sa’ad bin Sinan Al Khudri radhiallahuanhu, sesungguhnya Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda : “Tidak boleh melakukan perbuatan (mudharat) yang mencelakakan diri sendiri dan orang lain“
(Hadits hasan diriwayatkan oleh Ibnu Majah dan Daruqutni serta selainnya dengan sanad yang bersambung, juga diriwayatkan oleh Imam Malik dalam Muwattho’ secara mursal dari Amr bin Yahya dari bapaknya dari Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam, dia tidak menyebutkan Abu Sa’id. Akan tetapi dia memiliki jalan-jalan yang menguatkan sebagiannya atas sebagian yang lain).
Pelajaran yang terdapat dalam hadits / الفوائد من الحديث:
1.                 Larangan melakukan sesuatau yang berbahaya.
2.                 termasuk sesuatu yang diharamkan adalah sesuatu yang berbahaya seperti rokok, mengendarai kendaraan dengan ceroboh.


.

hadits waktu waktu terkabulnya do'a

Sungguh berbeda Allah Subhanahu Wa Ta’ala dengan makhluk-Nya. Dia Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Lihatlah manusia, ketika ada orang meminta sesuatu darinya ia merasa kesal dan berat hati. Sedangkan Allah Ta’ala mencintai hamba yang meminta kepada-Nya. Sebagaimana perkataan seorang penyair:
الله يغضب إن تركت سؤاله  وبني آدم حين يسأل يغضب
Allah murka pada orang yang enggan meminta kepada-Nya, sedangkan manusia ketika diminta ia marah
Ya, Allah mencintai hamba yang berdoa kepada-Nya, bahkan karena cinta-Nya Allah memberi ‘bonus’ berupa ampunan dosa kepada hamba-Nya yang berdoa. Allah Ta’ala berfirman dalam sebuah hadits qudsi:
يا ابن آدم إنك ما دعوتني ورجوتني غفرت لك على ما كان منك ولا أبالي
Wahai manusia, selagi engkau berdoa dan berharap kepada-Ku, aku mengampuni dosamu dan tidak aku pedulikan lagi dosamu” (HR. At Tirmidzi, ia berkata: ‘Hadits hasan shahih’)
Sungguh Allah memahami keadaan manusia yang lemah dan senantiasa membutuhkan akan Rahmat-Nya. Manusia tidak pernah lepas dari keinginan, yang baik maupun yang buruk. Bahkan jika seseorang menuliskan segala keinginannya dikertas, entah berapa lembar akan terpakai.
Maka kita tidak perlu heran jika Allah Ta’ala melaknat orang yang enggan berdoa kepada-Nya. Orang yang demikian oleh Allah ‘Azza Wa Jalla disebut sebagai hamba yang sombong dan diancam dengan neraka Jahannam. Allah Ta’ala berfirman:
ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ إِنَّ الَّذِينَ يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِي سَيَدْخُلُونَ جَهَنَّمَ دَاخِرِينَ
Berdoalah kepadaKu, Aku akan kabulkan doa kalian. Sungguh orang-orang yang menyombongkan diri karena enggan beribadah kepada-Ku, akan dimasukkan ke dalam neraka Jahannam dalam keadaan hina dina” (QS. Ghafir: 60)
Ayat ini juga menunjukkan bahwa Allah Maha Pemurah terhadap hamba-Nya, karena hamba-Nya diperintahkan berdoa secara langsung kepada Allah tanpa melalui perantara dan dijamin akan dikabulkan. Sungguh Engkau Maha Pemurah Ya Rabb…

Berdoa Di Waktu Yang Tepat

Diantara usaha yang bisa kita upayakan agar doa kita dikabulkan oleh Allah Ta’ala adalah dengan memanfaatkan waktu-waktu tertentu yang dijanjikan oleh Allah bahwa doa ketika waktu-waktu tersebut  dikabulkan. Diantara waktu-waktu tersebut adalah:
1. Ketika sahur atau sepertiga malam terakhir
Allah Ta’ala mencintai hamba-Nya yang berdoa disepertiga malam yang terakhir. Allah Ta’ala berfirman tentang ciri-ciri orang yang bertaqwa, salah satunya:
وَبِالْأَسْحَارِ هُمْ يَسْتَغْفِرُون
Ketika waktu sahur (akhir-akhir malam), mereka berdoa memohon ampunan” (QS. Adz Dzariyat: 18)
Sepertiga malam yang paling akhir adalah waktu yang penuh berkah, sebab pada saat itu Rabb kita Subhanahu Wa Ta’ala turun ke langit dunia dan mengabulkan setiap doa hamba-Nya yang berdoa ketika itu. Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam:
ينزل ربنا تبارك وتعالى كل ليلة إلى السماء الدنيا ، حين يبقى ثلث الليل الآخر، يقول : من يدعوني فأستجيب له ، من يسألني فأعطيه ، من يستغفرني فأغفر له
Rabb kita turun ke langit dunia pada sepertiga malam yang akhir pada setiap malamnya. Kemudian berfirman: ‘Orang yang berdoa kepada-Ku akan Ku kabulkan, orang yang meminta sesuatu kepada-Ku akan Kuberikan, orang yang meminta ampunan dari-Ku akan Kuampuni‘” (HR. Bukhari no.1145, Muslim no. 758)
Namun perlu dicatat, sifat ‘turun’ dalam hadits ini jangan sampai membuat kita membayangkan Allah Ta’ala turun sebagaimana manusia turun dari suatu tempat ke tempat lain. Karena tentu berbeda. Yang penting kita mengimani bahwa Allah Ta’ala turun ke langit dunia, karena yang berkata demikian adalah Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam diberi julukan Ash shadiqul Mashduq (orang jujur yang diotentikasi kebenarannya oleh Allah), tanpa perlu mempertanyakan dan membayangkan bagaimana caranya.
Dari hadits ini jelas bahwa sepertiga malam yang akhir adalah waktu yang dianjurkan untuk memperbanyak berdoa. Lebih lagi di bulan Ramadhan, bangun di sepertiga malam akhir bukanlah hal yang berat lagi karena bersamaan dengan waktu makan sahur. Oleh karena itu, manfaatkanlah sebaik-baiknya waktu tersebut untuk berdoa.
2. Ketika berbuka puasa
Waktu berbuka puasa pun merupakan waktu yang penuh keberkahan, karena diwaktu ini manusia merasakan salah satu kebahagiaan ibadah puasa, yaitu diperbolehkannya makan dan minum setelah seharian menahannya, sebagaimana hadits:
للصائم فرحتان : فرحة عند فطره و فرحة عند لقاء ربه
Orang yang berpuasa memiliki 2 kebahagiaan: kebahagiaan ketika berbuka puasa dan kebahagiaan ketika bertemu dengan Rabb-Nya kelak” (HR. Muslim, no.1151)
Keberkahan lain di waktu berbuka puasa adalah dikabulkannya doa orang yang telah berpuasa, sebagaimana sabda  Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam:
ثلاث لا ترد دعوتهم الصائم حتى يفطر والإمام العادل و المظلوم
‘”Ada tiga doa yang tidak tertolak. Doanya orang yang berpuasa ketika berbuka, doanya pemimpin yang adil dan doanya orang yang terzhalimi” (HR. Tirmidzi no.2528, Ibnu Majah no.1752, Ibnu Hibban no.2405, dishahihkan Al Albani di Shahih At Tirmidzi)
Oleh karena itu, jangan lewatkan kesempatan baik ini untuk memohon apa saja yang termasuk kebaikan dunia dan kebaikan akhirat. Namun perlu diketahui, terdapat doa yang dianjurkan untuk diucapkan ketika berbuka puasa, yaitu doa berbuka puasa. Sebagaimana hadits
كان رسول الله صلى الله عليه وسلم إذا أفطر قال ذهب الظمأ وابتلت العروق وثبت الأجر إن شاء الله
Biasanya Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam ketika berbuka puasa membaca doa:
ذهب الظمأ وابتلت العروق وثبت الأجر إن شاء الله
/Dzahabaz zhamaa-u wabtalatil ‘uruqu wa tsabatal ajru insyaa Allah/
(‘Rasa haus telah hilang, kerongkongan telah basah, semoga pahala didapatkan. Insya Allah’)” (HR. Abu Daud no.2357, Ad Daruquthni 2/401, dihasankan oleh Ibnu Hajar Al Asqalani di Hidayatur Ruwah, 2/232)
Adapun doa yang tersebar di masyarakat dengan lafazh berikut:
اللهم لك صمت و بك امنت و على رزقك افطرت برحمتك يا ارحم الراحمين
adalah hadits palsu, atau dengan kata lain, ini bukanlah hadits. Tidak terdapat di kitab hadits manapun. Sehingga kita tidak boleh meyakini doa ini sebagai hadits Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam.
Oleh karena itu, doa dengan lafazh ini dihukumi sama seperti ucapan orang biasa seperti saya dan anda. Sama kedudukannya seperti kita berdoa dengan kata-kata sendiri. Sehingga doa ini tidak boleh dipopulerkan apalagi dipatenkan sebagai doa berbuka puasa.
Memang ada hadits tentang doa berbuka puasa dengan lafazh yang mirip dengan doa tersebut, semisal:
كان رسول الله صلى الله عليه وسلم إذا أفطر قال : اللهم لك صمت وعلى رزقك أفطرت فتقبل مني إنك أنت السميع العليم
“Biasanya Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam ketika berbuka membaca doa: Allahumma laka shumtu wa ‘alaa rizqika afthartu fataqabbal minni, innaka antas samii’ul ‘aliim
Dalam Al Futuhat Ar Rabbaniyyah (4/341), dinukil perkataan Ibnu Hajar Al Asqalani: “Hadits ini gharib, dan sanadnya lemah sekali”. Hadits ini juga di-dhaif-kan oleh Al Albani di Dhaif Al Jami’ (4350). Atau doa-doa yang lafazh-nya semisal hadits ini semuanya berkisar antara hadits dhaif atau munkar.
3. Ketika malam lailatul qadar
Malam lailatul qadar adalah malam diturunkannya Al Qur’an. Malam ini lebih utama dari 1000 bulan. Sebagaimana firmanAllah Ta’ala:
لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ
Malam Lailatul Qadr lebih baik dari 1000 bulan” (QS. Al Qadr: 3)
Pada malam ini dianjurkan memperbanyak ibadah termasuk memperbanyak doa. Sebagaimana yang diceritakan oleh Ummul Mu’minin Aisyah Radhiallahu’anha:
قلت يا رسول الله أرأيت إن علمت أي ليلة ليلة القدر ما أقول فيها قال قولي اللهم إنك عفو تحب العفو فاعف عني
“Aku bertanya kepada Rasulullah: Wahai Rasulullah, menurutmu apa yang sebaiknya aku ucapkan jika aku menemukan malam Lailatul Qadar? Beliau bersabda: Berdoalah:
اللهم إنك عفو تحب العفو فاعف عني
Allahumma innaka ‘afuwwun tuhibbul ‘afwa fa’fu ‘anni [‘Ya Allah, sesungguhnya engkau Maha Pengampun dan menyukai sifat pemaaf, maka ampunilah aku”]”(HR. Tirmidzi, 3513, Ibnu Majah, 3119, At Tirmidzi berkata: “Hasan Shahih”)
Pada hadits ini Ummul Mu’minin ‘Aisyah Radhiallahu’anha meminta diajarkan ucapan yang sebaiknya diamalkan ketika malam Lailatul Qadar. Namun ternyata Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam mengajarkan lafadz doa. Ini menunjukkan bahwa pada malam Lailatul Qadar dianjurkan memperbanyak doa, terutama dengan lafadz yang diajarkan tersebut.
4. Ketika adzan berkumandang
Selain dianjurkan untuk menjawab adzan dengan lafazh yang sama, saat adzan dikumandangkan pun termasuk waktu yang mustajab untuk berdoa.  Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:
ثنتان لا تردان أو قلما تردان الدعاء عند النداء وعند البأس حين يلحم بعضهم بعضا
Doa tidak tertolak pada dua waktu, atau minimal kecil kemungkinan tertolaknya. Yaitu ketika adzan berkumandang dan saat perang berkecamuk, ketika kedua kubu saling menyerang” (HR. Abu Daud, 2540, Ibnu Hajar Al Asqalani dalam Nata-ijul Afkar, 1/369, berkata: “Hasan Shahih”)
5. Di antara adzan dan iqamah
Waktu jeda antara adzan dan iqamah adalah juga merupakan waktu yang dianjurkan untuk berdoa, berdasarkan sabda Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam:
الدعاء لا يرد بين الأذان والإقامة
Doa di antara adzan dan iqamah tidak tertolak” (HR. Tirmidzi, 212, ia berkata: “Hasan Shahih”)
Dengan demikian jelaslah bahwa amalan yang dianjurkan antara adzan dan iqamah adalah berdoa, bukan shalawatan, atau membaca murattal dengan suara keras, misalnya dengan menggunakan mikrofon. Selain tidak pernah dicontohkan oleh Rasulullah  Shallallahu’alaihi Wasallam, amalan-amalan tersebut dapat mengganggu orang yang berdzikir atau sedang shalat sunnah. Padahal Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda,
لا إن كلكم مناج ربه فلا يؤذين بعضكم بعضا ولا يرفع بعضكم على بعض في القراءة أو قال في الصلاة
Ketahuilah, kalian semua sedang bermunajat kepada Allah, maka janganlah saling mengganggu satu sama lain. Janganlah kalian mengeraskan suara dalam membaca Al Qur’an,’ atau beliau berkata, ‘Dalam shalat’,” (HR. Abu Daud no.1332, Ahmad, 430, dishahihkan oleh Ibnu Hajar Al Asqalani di Nata-ijul Afkar, 2/16).
Selain itu, orang yang shalawatan atau membaca Al Qur’an dengan suara keras di waktu jeda ini, telah meninggalkan amalan yang di anjurkan oleh Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam, yaitu berdoa. Padahal ini adalah kesempatan yang bagus untuk memohon kepada Allah segala sesuatu yang ia inginkan. Sungguh merugi jika ia melewatkannya.
6. Ketika sedang sujud dalam shalat
Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:
أقرب ما يكون العبد من ربه وهو ساجد . فأكثروا الدعا
Seorang hamba berada paling dekat dengan Rabb-nya ialah ketika ia sedang bersujud. Maka perbanyaklah berdoa ketika itu” (HR. Muslim, no.482)
7. Ketika sebelum salam pada shalat wajib
Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:
قيل يا رسول الله صلى الله عليه وسلم أي الدعاء أسمع قال جوف الليل الآخر ودبر الصلوات المكتوبات
Ada yang bertanya: Wahai Rasulullah, kapan doa kita didengar oleh Allah? Beliau bersabda: “Diakhir malam dan diakhir shalat wajib” (HR. Tirmidzi, 3499)
Ibnu Qayyim Al Jauziyyah dalam Zaadul Ma’ad (1/305) menjelaskan bahwa yang dimaksud ‘akhir shalat wajib’ adalah sebelum salam. Dan tidak terdapat riwayat bahwa Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam dan para sahabat merutinkan berdoa meminta sesuatu setelah salam pada shalat wajib. Ahli fiqih masa kini, Syaikh Ibnu Utsaimin Rahimahullah berkata: “Apakah berdoa setelah shalat itu disyariatkan atau tidak? Jawabannya: tidak disyariatkan. Karena Allah Ta’ala berfirman:
فَإِذَا قَضَيْتُمُ الصَّلاةَ فَاذْكُرُوا اللَّهَ
Jika engkau selesai shalat, berdzikirlah” (QS. An Nisa: 103). Allah berfirman ‘berdzikirlah’, bukan ‘berdoalah’. Maka setelah shalat bukanlah waktu untuk berdoa, melainkan sebelum salam” (Fatawa Ibnu Utsaimin, 15/216).
Namun sungguh disayangkan kebanyakan kaum muslimin merutinkan berdoa meminta sesuatu setelah salam pada shalat wajib yang sebenarnya tidak disyariatkan, kemudian justru meninggalkan waktu-waktu mustajab yang disyariatkan yaitu diantara adzan dan iqamah, ketika adzan, ketika sujud dan sebelum salam.
8. Di hari Jum’at
Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda,
أن رسول الله صلى الله عليه وسلم ذكر يوم الجمعة ، فقال : فيه ساعة ، لا يوافقها عبد مسلم ، وهو قائم يصلي ، يسأل الله تعالى شيئا ، إلا أعطاه إياه . وأشار بيده يقللها
Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam menyebutkan tentang hari  Jumat kemudian beliau bersabda: ‘Di dalamnya terdapat waktu. Jika seorang muslim berdoa ketika itu, pasti diberikan apa yang ia minta’. Lalu beliau mengisyaratkan dengan tangannya tentang sebentarnya waktu tersebut” (HR. Bukhari 935, Muslim 852 dari sahabat Abu Hurairah Radhiallahu’anhu)
Ibnu Hajar Al Asqalani dalam Fathul Baari ketika menjelaskan hadits ini beliau menyebutkan 42 pendapat ulama tentang waktu yang dimaksud. Namun secara umum terdapat 4 pendapat yang kuat.
Pendapat pertama, yaitu waktu sejak imam naik mimbar sampai selesai shalat Jum’at, berdasarkan hadits:
هي ما بين أن يجلس الإمام إلى أن تقضى الصلاة
Waktu tersebut adalah ketika imam naik mimbar sampai shalat Jum’at selesai” (HR. Muslim, 853 dari sahabat Abu Musa Al Asy’ari Radhiallahu’anhu).
Pendapat ini dipilih oleh Imam Muslim, An Nawawi, Al Qurthubi, Ibnul Arabi dan Al Baihaqi.
Pendapat kedua, yaitu setelah ashar sampai terbenamnya matahari. Berdasarkan hadits:
يوم الجمعة ثنتا عشرة يريد ساعة لا يوجد مسلم يسأل الله عز وجل شيئا إلا أتاه الله عز وجل فالتمسوها آخر ساعة بعد العصر
Dalam 12 jam hari Jum’at ada satu waktu, jika seorang muslim meminta sesuatu kepada Allah Azza Wa Jalla pasti akan dikabulkan. Carilah waktu itu di waktu setelah ashar” (HR. Abu Daud, no.1048 dari sahabat Jabir bin Abdillah Radhiallahu’anhu. Dishahihkan Al Albani di Shahih Abi Daud). Pendapat ini dipilih oleh At Tirmidzi, dan Ibnu Qayyim Al Jauziyyah. Pendapat ini yang lebih masyhur dikalangan para ulama.
Pendapat ketiga, yaitu setelah ashar, namun diakhir-akhir hari Jum’at. Pendapat ini didasari oleh riwayat dari Abi Salamah. Ishaq bin Rahawaih, At Thurthusi, Ibnul Zamlakani menguatkan pendapat ini.
Pendapat keempat, yang juga dikuatkan oleh Ibnu Hajar sendiri, yaitu menggabungkan semua pendapat yang ada. Ibnu ‘Abdil Barr berkata: “Dianjurkan untuk bersungguh-sungguh dalam berdoa pada dua waktu yang disebutkan”. Dengan demikian seseorang akan lebih memperbanyak doanya di hari Jum’at tidak pada beberapa waktu tertentu saja. Pendapat ini dipilih oleh Imam Ahmad bin Hambal, Ibnu ‘Abdil Barr.
9. Ketika turun hujan
Hujan adalah nikmat Allah Ta’ala. Oleh karena itu tidak boleh mencelanya. Sebagian orang merasa jengkel dengan turunnya hujan, padahal yang menurunkan hujan tidak lain adalah Allah Ta’ala. Oleh karena itu, daripada tenggelam dalam rasa jengkel lebih baik memanfaatkan waktu hujan untuk berdoa memohon apa yang diinginkan kepada Allah Ta’ala:
ثنتان ما تردان : الدعاء عند النداء ، و تحت المطر
Doa tidak tertolak pada 2 waktu, yaitu ketika adzan berkumandang dan ketika hujan turun” (HR Al Hakim, 2534, dishahihkan Al Albani di Shahih Al Jami’, 3078)
10. Hari Rabu antara Dzuhur dan Ashar
Sunnah ini belum diketahui oleh kebanyakan kaum muslimin, yaitu dikabulkannya doa diantara shalat Zhuhur dan Ashar dihari Rabu. Ini diceritakan oleh Jabir bin Abdillah Radhiallahu’anhu:
أن النبي صلى الله عليه وسلم دعا في مسجد الفتح ثلاثا يوم الاثنين، ويوم الثلاثاء، ويوم الأربعاء، فاستُجيب له يوم الأربعاء بين الصلاتين فعُرِفَ البِشْرُ في وجهه
قال جابر: فلم ينزل بي أمر مهمٌّ غليظ إِلاّ توخَّيْتُ تلك الساعة فأدعو فيها فأعرف الإجابة
Nabi shalallahu ‘alaihi wasalam berdoa di Masjid Al Fath 3 kali, yaitu hari Senin, Selasa dan Rabu. Pada hari Rabu lah doanya dikabulkan, yaitu diantara dua shalat. Ini diketahui dari kegembiraan di wajah beliau. Berkata Jabir : ‘Tidaklah suatu perkara penting yang berat pada saya kecuali saya memilih waktu ini untuk berdoa,dan saya mendapati dikabulkannya doa saya‘”
Dalam riwayat lain:
فاستجيب له يوم الأربعاء بين الصلاتين الظهر والعصر
Pada hari Rabu lah doanya dikabulkan, yaitu di antara shalat Zhuhur dan Ashar” (HR. Ahmad, no. 14603, Al Haitsami dalam Majma Az Zawaid, 4/15, berkata: “Semua perawinya tsiqah”, juga dishahihkan Al Albani di Shahih At Targhib, 1185)
11. Ketika Hari Arafah
Hari Arafah adalah hari ketika para jama’ah haji melakukan wukuf di Arafah, yaitu tanggal 9 Dzulhijjah. Pada hari tersebut dianjurkan memperbanyak doa, baik bagi jama’ah haji maupun bagi seluruh kaum muslimin yang tidak sedang menunaikan ibadah haji. Sebab Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:
خير الدعاء دعاء يوم عرفة
Doa yang terbaik adalah doa ketika hari Arafah” (HR. At Tirmidzi, 3585. Di shahihkan Al Albani dalam Shahih At Tirmidzi)
12. Ketika Perang Berkecamuk
Salah satu keutamaan pergi ke medan perang dalam rangka berjihad di jalan Allah adalah doa dari orang yang berperang di jalan Allah ketika perang sedang berkecamuk, diijabah oleh Allah Ta’ala. Dalilnya adalah hadits yang sudah disebutkan di atas:
ثنتان لا تردان أو قلما تردان الدعاء عند النداء وعند البأس حين يلحم بعضهم بعضا
Doa tidak tertolak pada dua waktu, atau minimal kecil kemungkinan tertolaknya. Yaitu ketika adzan berkumandang dan saat perang berkecamuk, ketika kedua kubu saling menyerang” (HR. Abu Daud, 2540, Ibnu Hajar Al Asqalani dalam Nata-ijul Afkar, 1/369, berkata: “Hasan Shahih”)
13. Ketika Meminum Air Zam-zam
Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:
ماء زمزم لما شرب له
Khasiat Air Zam-zam itu sesuai niat peminumnya” (HR. Ibnu Majah, 2/1018. Dishahihkan Al Albani dalam Shahih Ibni Majah, 2502)
Demikian uraian mengenai waktu-waktu yang paling dianjurkan untuk berdoa. Mudah-mudahan Allah Ta’ala mengabulkan doa-doa kita dan menerima amal ibadah kita.
Amiin Ya Mujiibas Sa’iliin

hadits waktu adalah pedang

Melalaikan WAKTU adalah suatu kebinasaan. Bisa jadi tanpa kita sadari WAKTU akan membunuh kita, jikalau kita lalai dengannya, karena WAKTU begitu cepat berlalu dan tidak akan pernah kembali, WAKTU terus berlari tanpa henti, WAKTU terus berputar tanpa kenal lelah dan WAKTU tidak menghiraukan apa yang ditinggalkannya.
  الوَقْتُ كَالسَّيْفِ إِذَا لَـمْ تَقْطَعْهُ قَطَعَكَ  
“Waktu bagaikan pedang jika kamu tidak memotongnya maka dia yang akan memotongmu.”

Waktu akan membunuh orang yang melalaikanya, pengaruhnya akan membuat orang sengsara, karena dengan melalaikan waktu maka kerugian, penyesalan, kesakitan  akan selalu menunggunya.
Ibnu Abi Jamroh dalam kitabnya “Bahjatun-nufus” berkata:
“Potonglah waktu dengan perbuatanmu agar waktu tidak memotongmu”.
Jika kita tidak memanfaatkan waktu dengan sebaik baiknya, maka kita akan binasa sebagaimana binasanya seseorang yang terkena sabetan pedang
Jika kita tidak segera menghindar dan melawannya maka pedang akan memotong dan mencabik-cabik kita, karena waktu bagaikan pedang yang membunuh.
Ibnu Abbas ra berkata mengenai surat al-‘Ashr bahwa pengertian dari والعصر adalah waktu.
Alloh swt bersumpah dengan waktu, yang mana didalamnya terdapat banyak keajaiban, karena dengan waktu dapat menyebabkan manusia meraih untung atau rugi, bahagia atau sengsara, sehat atau sakit, kaya atau miskin.
 
Dikatakan dalam sebuah Sya’ir Arab:
   الوَقْتُ أَثْمَنُ مِنَ الذَّهَبِ
“Waktu itu lebih berharga daripada emas.” karena waktu adalah perhiasan manusia dan kesempatan hidup yang paling berharga

Setiap Anak Dilahirkan Dalam Keadaan Fitrah dan Pengaruh Pendidikan Orang Tua


عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ؛ أَنَّهُ كَانَ يَقُوْلُ:
قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم : مَا مِنْ مَوْلُوْدٍ إِلاَّ يُوْلَدُ عَلَى الْفِطْرَةِ. فَأَبَوَاهُ يُهَوِّدَانِهِ وَيُنَصِّرَانِهِ وَيُمَجِّسَانِهِ.
Hadis riwayat Abu Hurairah Radhiyallahu’anhu, ia berkata: Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam bersabda: Setiap anak itu dilahirkan dalam keadaan fitrah. Kedua orang tuanyalah yang membuatnya menjadi seorang Yahudi, seorang Nasrani maupun seorang Majusi. Sebagaimana seekor binatang yang melahirkan seekor anak tanpa cacat, apakah kamu merasakan terdapat yang terpotong hidungnya?.
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، قَالَ:
قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم :مَا مِنْ مَوْلُوْدٍ إِلاَّ يُوْلَدُ عَلَى الْفِطْرَةِ. فَأَبَوَاهُ يُهَوِّدَانِهِ وَيُنَصِّرَانِهِ وَيُشَرِّكَانِهِ. فَقَالَ رَجُلٌ: يَا رَسُوْلَ اللهِ! أَرَأَيْتَ لَوْ مَاتَ قَبْلَ ذَلِكَ؟ قَالَ “اَللهُ أَعْلَمُ بِمَا كَانُوْا عَامِلِيْنَ.
Hadis riwayat Abu Hurairah Radhiyallahu’anhu, ia berkata: Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam bersabda: “Setiap anak itu dilahirkan dalam keadaan fitrah. Kedua orang tuanyalah yang membuatnya menjadi seorang Yahudi, seorang Nasrani maupun seorang musyrik.” Lalu seorang laki-laki bertanya: “Ya Rasulullah! Bagaimana pendapat engkau kalau anak itu mati sebelum itu?” Beliau menjawab: “Allah lebih tahu tentang apa yang pernah mereka kerjakan.”
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ؛
أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صلى الله عليه وسلم سُئِلَ عَنْ أَوْلاَدِ الْمُشْرِكِيْنَ. فَقَالَ :اَللهُ أَعْلَمُ بِمَا كَانُوْا عَامِلِيْنَ.
Hadis riwayat Abu Hurairah Radhiyallahu’anhu:
Bahwa Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam pernah ditanya tentang anak orang-orang musyrik, lalu beliau menjawab: Allah lebih tahu tentang apa yang pernah mereka kerjakan.

"BAYI DAN ANAK-ANAK YANG MENINGGAL DUNIA SEBELUM BALIGH AKAN MASUK SURGA"

"Berbahagialah kita yang memiliki "anak meninggal dunia" yang masih "bayi" atau "sebelum baligh"



Bagi para orang tua beriman yang mengalami "anak"nya yang "belum baligh" sudah "meninggal dunia" sebaiknya jangan bersedih hati karena akan jadi tameng yang akan bisa menolong orang tuanya untuk "masuk surga". Semoga para orang tua gembira dengan hal ini. 


Saya sendiri mengalami hal ini. "Anak" pertama saya (Isa Anja Asmara Bungin), "meninggal dunia" pada usia lima hari. Siapa yang tidak bersedih ditinggal oleh buah hatinya, namun tidak boleh berlarut-larut. Kita harus sabar dan ikhlas menerima takdirNYA. Innalillahi wainna ilaihi raji'un.......

Seorang ibu beriman yang mempunyai banyak "anak" akan wajib "masuk surga" karena sudah mendapatkan pahala yang begitu besar yaitu pahala waktu hamil, waktu melahirkan dan waktu menyusui. Demikian pula bagi orang tua yang
"anak"nya "meninggal dunia" pada waktu masih "bayi" atau "sebelum baligh", Allah memperkenankan "anak" itu untuk mengajak orang tuanya me"masuk"i "surga"NYA.

Keutamaan "Anak" Kecil Yang "Meninggal Dunia Sebelum Baligh":

1.Akan langsung "masuk surga".
2.Akan bisa menolong orang tuanya kalau orang tuanya orang beriman.
3.Jadi pelayan penduduk "surga" sebagaimana berlian yang disebar

"Bayi Meninggal" Menolong Orang Tuanya

"Bayi" itu dilahirkan suci dan bersih. Kelak di alam mahsyar, ia menjadi penolong bagi kedua orang tuanya. Namun perlu diingat, "anak" itu hanya bisa menolong orang tuanya kalau mereka masih berada dalam jalan Islam. Kalau mereka sudah menyimpang dari jalan Islam atau berbagai peraturan yang telah ditetapkan Allah dan Rasul-NYA, pertolongan itu akan batal dengan sendirinya.

Contoh, orang tuanya telah meninggalkan shalat lima waktu hingga ajalnya tiba. Lebih-lebih mereka dengan kekayaannya yang berlimpah tidak mau menjalankan ibadah haji. Sekali lagi, "anak" tersebut hanya bisa menolong orang tuanya, sebatas jika orang tuanya juga mentaati perintah Allah dan Rasul-NYA. Orang yang ditinggalkan tidaklah wajib menahlilkan. Jadi, ditahlilkan boleh, tidak juga tidak apa-apa. Sebab "anak" itu suci, langsung "masuk surga".
Yang dimaksud dengan "bayi" atau "anak" kecil adalah "anak" yang "belum baligh". Batasannya mungkin sekitar 10 tahun. Sedang dalam ilmu fikih, yang disebut "belum baligh", bagi perempuan "sebelum" haid, dan bagi lelaki "belum" pernah mengalami ihtilam (mimpi basah).


Apa yang anda rasakan ketika "anak", orang tua, saudara atau kerabat dekat Anda tiba-tiba saja dipanggil oleh sang Khaliq? Tentu sedih dan mungkin putus asa karena kehilangan seseorang yang kita sayangi dan bahkan menjadi tumpuan hidup kita. Kehilangan orang tercinta memang sungguh menyedihkan tapi taukah anda, ada berkah di balik setiap peristiwa, pun kematian tentu jika kita mampu menyikapinya secara bijak, penuh kesabaran dan keikhlasan.

”Innalillahi wa inna ilaihi raji’un” Sesungguhnya kita ini adalah milik Allah, dan pasti kita akan kembali kepada pemilik kita, Allah SWT.

Nah, ada kabar gembira bagi orang tua yang ditinggal mati oleh
"anak"nya , apa itu?.

Baiklan, coba kita dengarlah sabda Rasulullah SAW. berikut ini: ’Diriwayatkan dari Anas ra, dia berkata : ”Rasulullah SAW. bersabda, tidaklah seorang muslim kematian tiga "anak"nya yang "belum baligh", kecuali, Allah pasti akan me"masuk"kannya ke dalam "surga" berkat kasih sayang-Nya kepada
"anak"-"anak"nya tersebut, ”(HR Bukhori muslim).

Ada beberapa hal yang mesti diketahui oleh orang tua pun kita, agar kematian tersebut bisa menjadi berkah dan mengantarkan kita menuju "surga" Allah. Diantaranya, adalah sebagai berikut:

1. Sabar Dan Ikhlas

Orang tua mesti sabar dan ikhlas menerima kepergian sang
"anak", tidak meratapi kepergiannya secara berlebihan boleh menangis dan bersedih asal tidak berlarut-larut sehingga dapat menimbulkan keburukan bagi kesehatannya.

2. Sadar dan memuja Allah

Yaitu dengan mengucapkan kalimat istirja (innaa lillahi wa inna ilaihi raji'un) dan merenungi kandungan maknanya. Kita,
"anak" kita, dan segala sesuatu yang ada di sekitar kita semuanya adalah milik Allah. "Anak" adalah amanah, titipan dari Allah, yang mesti kita jaga dan pelihara dengan sebaik-baiknya. Karena "anak" ibarat barang titipan tentu suatu saat jika sang pemilik akan mengambil kembali miliknya tersebut kita harus berlapang dada menyerahkan barang titipan tersebut kepada sang pemilik

3. Mengharap pahala atas kematian sang
"anak".

Kematian seorang
"anak" bukanlah suatu musibah melainkan himpunan berkah yang mesti dipetik oleh orang yang ditinggalkan. Orang tua semestinyalah memohon pahala dan keberkahan dari peristiwa tersebut, maka dengan senang hati Allah akan melimpahkan banyak kebaikan dan pahala kepada hambanya yang meminta dengan setulus hati.
Nah, bukankah hal ini merupakan kabar gembira bagi orang tua yang ditinggal mati oleh "anak"-"anak"nya yang "belum baligh" dan janji Allah tersebut merupakan bukti karunia dan kemurahan Allah kepada hamba-hamba-Nya. Dan jika pun mendatangi neraka, itu hanya bagian dari janji Allah yang telah menjadi ketetapannya.
Lho, menetapi janji apa? mungkin saudara bertanya-tanya akan hal ini. Janji ini berkaitan dengan firman Allah dalam surat Maryam (19): 71 ”dan tidak seorang pun dari kalian, melainkan dia pasti mendatangi neraka itu ”.

Belum jelas? Maksud mendatangi disini adalah menyeberanginya di atas shiraat, yaitu sebuah jembatan yang dibentengkan di atas neraka jahanam, bukanlah untuk mencapai pintu "surga", seorang hamba mesti melewati jembatan tersebut? Dan ketahuilah wahai para orang tua,
"anak"-"anak" anda yang telah "meninggal"kan anda terlebih dahulu tersebut, kelak akan menunggu anda di pintu "surga" tersebut. 
Sebuah Hadits menjelaskan bahwa, Rasullulah SAW bersabda yang artinya: “Ketika aku mi'raj ke langit, tiba-tiba aku mendengar suara kanak-kanak. Aku bertanya : “Wahai Jibril, siapakah mereka itu?” Jibril menjawab: “Mereka adalah "anak" cucu orang Islam yang "meninggal dunia sebelum baligh". Mereka itu diasuh oleh Nabi Ibrahim AS sampai orang tuanya datang.” (HR. Abu Daud)
"Anak"-"anak" orang Islam yang "meninggal dunia" pada waktu kecil, di alam Barzakh dia dikumpulkan pada suatu tempat di bawah penjagaan Nabi Ibrahim as. Setelah kiamat tiba, mereka langsung dipindahkan ke dalam "surga". Jadi mereka tidak melalui Mahsyar, Hisab, Mizan dan sebagainya.
Sabda Rasullullah SAW yang artinya: “Tiap-tiap "anak" orang Islam yang mati "sebelum baligh" akan dimasukkan ke dalam "surga" dengan rahmat Allah.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Setelah dipindahkan ke dalam "surga", maka "anak"-"anak" kecil ini lupa kepada kehidupan dunia. Mereka lupa kedua ibu bapanya, lupa kepada kampung halamannya dan sebagainya.
Tiba-tiba pada suatu hari, ketika mereka sedang bermain-main menikmati kesenangan "surga", maka ada malaikat yang memberitahukannya: “Wahai Wildan, lupakah kamu kepada kedua orang tuamu? Sekarang mereka sudah berada di pintu "surga". “Ketika itulah baru mereka tahu dan ingat kembali kepada ayah bunda mereka yang selama ini mereka lupakan.
Mendengar apa yang dikatakan oleh malaikat itu, dalam keadaan menangis dan membawa air dengan segera mereka berlari menuju ke pintu "surga". Sesampainya di sana, mereka melihat Hurul-aini sedang tegak berbaris sepanjang jalan dengan memakai pakaian dan perhiasan yang serba indah.
Setelah pintu "surga" terbuka, dengan diiringi nyanyian merdu Hurul-aini, maka orang-orang pun berebut "masuk" ke dalamnya, dan ketika itulah "anak"-"anak" kecil ini sibuk mencari kedua ibu bapanya. Mereka mencari ke sana ke mari, tetapi tidak berjumpa. Sambil menangis dan memegang air di tangan maka pergilah mereka kepada malaikat serta bertanya: “Wahai malaikat, mana ayah dan ibu kami?”
Menjawab malaikat: Wahai Wildan, sungguh malang nasib kamu, kedua orang tua kamu terjatuh ke dalam neraka.” Mendengar ungkapan yang demikian itu, maka "anak" kecil tadi menangis sejadi-jadinya, menangis menghiba dengan ratapan yang menyayat hati: “Wahai ibuku, wahai ayahku,apakah kesalahanmu, apakah dosamu sehingga kamu terjatuh ke dalam neraka? Begitulah ratapan mereka.
Berkata Malaikat: “Wahai wildan jangan menangis, pergilah kamu memohon bantuan kepada Nabi Muhammad SAW.” Setelah "anak" kecil ini mengadu kepada Nabi Muhammad SAW, maka Nabi Muhammad pun mengangkat kedua tangannya berdoa, lalu dikeluarkanlah orang-orang mukmin yang berada dalam neraka itu. Inilah syafaat Nabi Muhammad SAW yang ketiga di akhirat.


Petama pada waktu ditimbang antara dosa dan pahala, yang kedua pada waktu meniti Shiratul Mustaqim yang ketiga ketika mengeluarkan orang dari dalam neraka. Maka ketika itu bertemulah antara "anak"-"anak" kecil tadi dengan kedua orang tuanya dengan perasaan gembira.
Firman Allah SWT yang artinya : “Pada hari itu mereka berjumpa dengan perasaan gembira. ” (Ad-Dahr: 11)
Menurut Hadist Qudsi:
Allah SWT berfirman pada hari kiamat pada "anak"-"anak":
“Masuklah kalian ke dalam
"surga".”
"Anak"-"anak" itu berkata:
“Ya Rabbi, kami menunggu hingga Ayah Ibu kami
"masuk".”
Lalu mereka mendekati pintu "surga", tetapi tidak mau "masuk" ke dalamnya. Allah Berfirman lagi,
“Mengapa aku lihat mereka enggan "masuk"?
"masuk"lah kalian ke dalam "surga"
Mereka menjawab,
“Tetapi bagaimana dengan orang tua kami?”
Allah pun berfirman,
"masuk"lah kalian ke dalam "surga" bersama orang tua kalian.”
(Hadis Qudsi Riwayat Ahmad dari Syurahbil Bin Syuaah yang bersumberkan dari sahabat Nabi SAW)
Istilah “al-wildan” dalam Hadits Qudsi diatas adalah kata jama mufradnya (kata tunggalnya) adalah “al-walid”, artinya "anak" yang baru dilahirkan, yaitu bayi atau "anak" kecil yang belum akil "baligh". Jadi maksudnya ialah "anak" kecil yang "meninggal dunia". Hal itu diterangkan dalam Hadits lain yang diriwayatkan.
Matahari diciptakan kembali dan diletakkan di atas mereka pada jarak satu mil, sehingga mereka selain berdesak-desakan dan berjubel-jubel (kaki diinjak oleh seribu kaki-kaki diatasnya), juga dibakar oleh panasnya matahari, berkeringat, lapar, haus dahaga tidak terperikan siksanya.
Ketika mereka mengalami lapar dan haus itulah "anak"-"anak" yang tadinya "meninggal" selagi masih kecil dan dilepas oleh orang tuanya dengan sabar dan tawakal, datang kepada orang tuanya masing-masing dengan membawa segelas air untuk diminum, dan apabila sudah diminum, tidak akan lapar dan dahaga lagi selama di alam Mahsyar itu. Demikian menurut beberapa Hadits.
Mulai hisab dengan menerima buku catatan harian masing-masing yang selama hidupnya dicatat oleh malaikat Raqib dan Atid.
Dilakukan mizan (penilaian timbangan) terhadap segala macam amalan setiap orang, kecuali orang-orang "masuk surga" tanpa hisab.
Meniti shirat yang harus dilalui oleh keseluruhan yang ada di padang Mahsyar itu. Meniti shirat yang kedua bagi mereka yang telah selamat menitishirat yang pertama.
Pada saat itulah Allah memerintahkan kepada "anak"-"anak" (yang tadinya "meninggal dunia" selagi belum akil "baligh") untuk me"masuk"i "surga". Tetapi mereka memohon syafaat (pertolongan) kepada Allah agar kiranya dapat "masuk surga" bersama orang tua mereka. Memang mereka juga penuhi perintah Allah, untuk datang mendekati pintu "surga", tapi masih belum mau me"masuk"inya, sehingga Allah Yang Maha Mengetahui bertanya lagi:
“Mengapa Aku lihat "anak"-"anak" itu masih saja belum "masuk syurga"? "Masuk"lah kalian ke dalam "surga" itu”.


Pada saat itu mereka mengulangi permohonannya bagi orang tua mereka.
“Kami belum mau "masuk", sebelum orang tua kami yang menjadi asal pokok kami, dan ibu-ibu kami yang telah mengandung kami sembilan bulan dan kemudian membesarkan kami "masuk" juga bersama kami”.
Demikianlah mereka berhenti dekat pintu "surga", menunggu keputusan Allah SWT dengan penuh harapan. Akhirnya putusan yang dinanti-nantikan itu datang dengan segera, dengan firman Allah Yang Maha Mengetahui:
"Masuk"lah kalian ke dalam "surga" bersama orang tua kalian”.
Penegasan ini oleh Allah kira-kira dimaksudkan untuk menampakkan betapa besar keutamaan "anak"-"anak" dan betapa besar pula pengaruh ridla qadla dan qadar Allah, sabar dan puji syukur kehadirat-Nya.
Ya Allah.... Ya Tuhanku.....
Aku ikhlas dan ridha, Engkau telah mengambil "anak"ku "Isa Anja Asmara Bungin". Semoga kelak.... Allah mempertemukan aku dengan "anak"-"anak"ku  dan seluruh anggota keluargaku di "surga"MU.... 

hadits anak yatim

1. Hadits riwayat Imam Bukhari
عَنْ سَهْلٍ بْنِ سَعْدٍ قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : ” أَنَا وَكَافِلُ الْيَتِيمِ فِي الْجَنَّةِ هَكَذَا ، وَأَشَارَ بِالسَّبَّابَةِ وَالْوُسْطَى وَفَرَّجَ بَيْنَهُمَا شَيْئًا
Dari Sahl bin Sa’ad r.a berkata: “Rasulullah SAW bersabda: “Saya dan orang yang memelihara anak yatim itu dalam surga seperti ini.” Beliau mengisyaratkan dengan jari telunjuk dan jari tengahnya serta merenggangkan keduanya.
Daud a.s berkata: “Bersikaplah kamu kepada anak yatim sebagaimana seorang bapak yang penyayang.”
Dari Abu Hurairah r.a berkata: Rasulullah SAW bersabda: “Saya dan orang yang memelihara  anak yatim di surga, seperti ini (sambil merenggangkan jari telunjuk dan jari tengah).”
2. Hadits riwayat Imam Muslim
كَافِلُ الْيَتِيمِ لَهُ أَوْ لِغَيْرِهِ أَنَا وَهُوَ كَهَاتَيْنِ فِي الْجَنَّةِ وَأَشَارَ مَالِكٌ بِالسَّبَّابَةِ وَالْوُسْطَى
“Orang yang menanggung (mengasuh) anak yatim miliknya atau milik orang lain, aku dan dia seperti dua jari ini di surga.” Malik (perowi hadits) mengisyaratkan jari telunjuk dan jari tengah.” (HR. Muslim)
 
3. Hadits riwayat Thabrani
مَنْ ضَمَّ يَتِيْمًا بَيْنَ أَبَوَيْنِ مُسْلِمَيْنِ فِيْ طَعَامِهِ وَ شَرَابِهِ حَتَّى يَسْتَغْنِيَ عَنْهُ وَجَبَتْ لَهُ الْجَنَّةُ
Diriwayatkan oleh Abu Ya’la dan Thobrani, Shahih At Targhib Al Albani bahwa: “Barang siapa yang mengikutsertakan seorang anak yatim di antara dua orang tua Muslim, dalam makan dan minumnya, sehingga mencukupinya maka ia pasti masuk surga.”
Terdapat seorang lelaki datang kepada Nabi Muhammad SAW untuk mengeluhkan kekerasan hatinya. Nabi pun bertanya padanya: sukakah kamu? Jika hatimu menjadi lunak dan kebutuhanmu dapat terpenuhi? Kasihilah anak yatim dengan mengusap mukanya, serta berilah makan dari makananmu, maka niscaya hatimu menjadi lunak dan kebutuhanmu dapat terpenuhi.”
4. Hadits riwayat Ahmad dan Abu Dawud
ياَ سَائِبُ انْظُرْ أَخْلاَقَكَ الَّتِيْ كُنْتَ تَصْنَعُهَا فِيْ الجْاَهِلِيَّةِ فَاجْعَلْهَا فِيْ اْلإِسْلاَمِ. أَقْرِ الضَّيْفَ و أَكْرِمِ الْيَتِيْمَ وَ أَحْسِنْ إِلَى جَارِكَ
“Wahai Saib, perhatikanlah akhlak yang biasa kamu lakukan ketika kamu masih dalam kejahiliyahan, maka laksanakanlah pula dalam keislaman. Jamulah tamu, muliakanlah anak yatim dan berbuat baiklah kamu pada tetanggamu.”
Dari beberapa hadits tersebut maka dapat diketahui bahwa memuliakan anak yatim memang dianjurkan dan bahkan dijanjikan surga. Karena itu, kita harus menyantuni anak yatim dimanapun dan kapanpun, dan cara paling mudah adalah dengan memberi makan anak yatim serta menyayanginya layaknya menyayangi anak kandung sendiri.

Hadits “Wanita Sholehah Adalah Hiasan Dunia”

أَلدُّنْيَا مَتَاعٌ وَخَيْرُمَتَاعِ الْدُّنْيَا أَلْمَرْءَةُ الصَّالِحَةُ


Artinya : ”Dunia itu adalah perhiasan dan sebaik-baik perhiasan dunia adalah wanita sholehah”.
Fadhila keutamaan wanita sholeha
Walaupun wanita tidak ada yang diangkat oleh Allah menjadi nabi atau rasul, namun kedudukan wanita sangat tingi di sisi Allah SWT. karena wanita adalah manusia pertama yang mau menerima Islam setelah Muhammad SAW diangkat menjadi rasul, yaitu Khadijah r.ha.
Selain itu, manusia pertama yang diterima sebagai syahidah juga seorang wanita, yaitu Sumayah r.ha. Banyak keutamaan yang diberikan Allah SWT kepada wanita, diantaranya:
  • Seorang wanita shalihah lebih baik dari 70 orang waliyullah.
  • Seorang wanita jahat lebih buruk daripada 1.000 lelaki yang jahat.
  • Dua rakaat shalat dari wanita hamil lebih baik daripada 80 rakaat shalat wanita yang tidak hamil.
  • Wanita yang memberi susu kepada anaknya dari buah dadanya akan mendapat satu pahala dari tiap-tiap tetes susu yang diberikannya.
  • Apabila seorang suami pulang ke rumah dalam keadaan letih dan istrinya melayani dengan baik maka mendapat pahala jihad.
  • Seorang istri yang menghabiskan malamnya dengan tidur yang tak pulas karena menjaga anaknya yang sakit mendapat pahala seperti membebaskan 20 orang hamba sahaya.
  • Istri yang melihat suaminya dengan kasih sayang dan suami melihat istrinya dengan kasih sayang, maka Allah pandang mereka dengan penuh rahmat.
  • Wanita yang tidak cukup tidur di malam hari karena menjaga anaknya yang sakit akan diampunkan oleh Allah seluruh dosanya dan bila ia hibur anaknya maka Allah akan memberikan pahala 12 tahun pahala ibadah.
  • Wanita yang mendorong suaminya keluar di jalan Allah dan menjaga adab rumah tangga, akan masuk surga 500 tahun lebih dahulu dari suaminya dan menjadi ratu dari 70.000 malaikat dan bidadari dan akan dimandikan di dalam surga dan menunggang kuda yang dibuat daripada yaqut.
  • Wanita yang memerah susu binatang dengan membaca Bismillah maka akan didoakan oleh binatang itu dengan doa keberkatan.
  • Wanita yang menumbuk tepung dengan membaca Bismillah maka Allah akan memberkati rizkinya.
  • Wanita yang menyapu lantai dengan berdzikir dapat pahala seperti menyapu lantai Baitullah.
  • Wanita yang menjaga shalat, puasa, dan taat pada suami, Allah SWT mengizinkannya memasuki surga dari pintu mana saja yang ia kehendaki.
  • Kalau istri melayani suami tanpa khianat baginya pahala 12 tahun shalat.
  • Pahala bagi wanita hamil yaitu seperti berpuasa di siang hari dan beribadah di malam hari.
  • Wanita yang bersalin dapat pahala 70 tahun shalat dan puasa dari setiap kesakitan pada satu uratnya maka Allah beri pahala haji.
  • Sekiranya wanita itu meninggal dalam masa 40 hari selepas bersalin, ia tergolong sebagai mati syahid.
  • Kalau wanita menyusui anaknya sampai cukup tempo yakni 2 tahun, maka malaikat-malaikat di langit akan mengabarkan berita bahwa surga wajib baginya.
  • Wanita yang memijit suaminya tanpa disuruh baginya pahala 7 tola emas, manakala wanita memijit suaminya disuruh akan dapat pahala 7 tola perak.
  • Wanita yang meninggal dunia dengan keridhoan suaminya akan masuk surga.
  • Jika suami mengajar istrinya 1 masalah agama, baginya mendapatkan pahala 80 tahun ibadah.
  • Semua orang akan melihat dan dipanggil untuk melihat wajah Allah di akhirat nanti, namun Allah akan mendatangi sendiri kepada wanita yang memberati/menjaga auratnya secara sempurna di dunia ini dengan istiqamah.
  • Wanita yang mencuci baju suaminya akan menghapus 2.000 dosa bersama tetesan air yang jatuh.
  • Wanita yang mencuci baju suaminya yang digunakan keluar di jalan Allah, maka debu yang menempel di baju dan tersentuh oleh kulitnya maka kulitnya tidak akan disentuh api neraka sekalipun asapnya.
  • Wanita yang membuat makanan terbuat dari tepung untuk suami dan anak-anaknya, Allah menetapkan pada setiap biji tepung itu kebajikan, menghapus kejelekan, dan meninggikan derajatnya.
  • Wanita yang berkhidmat melayani suaminya sehari semalam dengan suka cita dan penuh keikhlashan serta niat yang benar, Allah akan mengampuni dosanya dan memakaikannya pada hari kiamat dengan pakaian hijau gemerlap dan Allah menetapkan setiap rambut ditubuhnya 1.000 kebaikan dan Allah memberinya pahala 100 ibadah haji dan umrah.
  • Wanita yang membentangkan tempat tidur untuk suaminya dengan senang hati, maka malaikat pemanggil dari langit akan menyerunya untuk menghadapi amalnya dan Allah mengampuni dosanya yang sudah lalu dan yang akan datang.
  • Wanita yang meminyaki rambut serta janggut suaminya dan mencukur kumisnya serta memotong kukunya maka di akhirat Allah SWT akan memberikan kepadanya arak yang masih tertutup, murni dan belum terbuka dari sungai-sungai dalam surga. Allah akan mempermudah sakratul mautnya, kuburnya akan ditemui sebagai taman-taman surga dan Allah menetapkan baginya bebas dari neraka dan dapat melewati titian shirat dengan selamat.
  • Apabila seorang wanita mencucikan pakaian suaminya, maka Allah mencatat 1.000 kebaikan dan mengampuni kesalahannya bahkan segala sesuatu yang disinari oleh matahari memintakan ampun baginya, serta Allah mengangkat 1.000 derajat baginya.
  • Jihad seorang wanita adalah mengurus suaminya dengan baik.
  • Allah merahmati seorang wanita yang bangun malam dan shalat, lalu membangunkan suaminya dan ikut shalat, bila suaminya enggan maka ia percikkan air di mukanya.
  • Seorang wanita yang meminyaki rambut kepala anak-anaknya lalu menyisirnya dan mencucikan pakaiannya maka Allah SWT menetapkan pahala baginya seperti pahala memberi makan 1.000 orang yang kelaparan dan memberi pakaian kepada 1.000 orang yang telanjang.
  • Wanita yang sedang hamil dan menyusui sampai habis masa persusuannya seperti pejuang di garis depan fi sabilillah. Dan jika ia meninggal di antara waktu tersebut maka sesungguhnya baginya pahala mati syahid.
  • Jika wanita mengandung anak di perutnya, maka para malaikat akan memohonkan ampunan baginya, dan Allah SWT menetapkan baginya setiap hari 1.000 kebaikan, menghapuskan 1.000 kejelekan. Ketika wanita itu merasa sakit saat melahirkan, maka Allah menetapkan baginya pahala para pejuang di jalan Allah. Jika ia melahirkan bayinya, maka keluarlah dosa-dosanya seperti ketika ia dilahirkan oleh ibunya dan tidak akan keluar dari dunia dengan membawa dosa pun, di kuburnya akan ditempatkan di taman-taman syurga. Allah memberinya pahala 1.000 ibadah haji dan umroh dan 1.000 malaikat memohon ampunan baginya hingga hari kiamat.
  • Jika wanita hamil dari suaminya, sedangkan suami ridho padanya, maka ia memperoleh pahala seperti pahala orang yang berpuasa yang berjuang di jalan Allah.
  • Wanita yang merasa kesakitan ketika melahirkan akan mendapatkan pahala yang tidak terhitung banyaknya.
  • Wanita yang menyusui anaknya, maka setiap tetesan susunya akan diberi pahala satu kebaikan. Dan jika tidak dapat tidur semalam suntuk karena anaknya, maka baginya pahala seperti memerdekakan 70 hamba sahaya di jalan Allah dengan penuh keikhlashan.
  • Wanita yang memberi minum anaknya di waktu kecil, kelak di hari kiamat Allah SWT akan memberinya 70 teguk air dari telaga kautsar.
  • Wanita yang kematian tiga orang anaknya di waktu kecil maka mereka akan menjadi penghalang baginya dari api neraka.
  • Wanita yang paling baik di kalangan wanita akan memasuki syurga sebelum orang yang paling baik di kalangan laki-laki. Mereka akan mandi dan memakai minyak wangi dan menyambut suaminya di atas keledai-keledai merah dan kuning. Bersama mereka anak-anak kecil.

Hari Kiamat dan Hisab

1. Seorang Arab Badui bertanya, “Kapankah tibanya kiamat?” Nabi Saw lalu menjawab, “Apabila amanah diabaikan maka tunggulah kiamat.” Orang itu bertanya lagi, “Bagaimana hilangnya amanat itu, ya Rasulullah?” Nabi Saw menjawab, “Apabila perkara (urusan) diserahkan kepada orang yang bukan ahlinya, maka tunggulah kiamat.” (HR. Bukhari)

2. Mendekati kiamat akan terjadi fitnah-fitnah seolah-olah kepingan-kepingan malam yang gelap-gulita. Seorang yang pagi hari beriman maka pada sore harinya menjadi kafir, dan orang yang pada sore harinya beriman maka pada pagi harinya menjadi kafir, dia menjual agamanya dengan (imbalan) harta-benda dunia. (HR. Abu Dawud)
3. Belum terjadi kiamat sehingga orang-orang dari umatku kembali menyembah berhala-berhala selain Allah. (HR. Abu Dawud)
4. Belum terjadi kiamat sebelum seorang yang melewati kuburan berkata, “Alangkah baiknya sekiranya aku di tempat orang ini.” (Maksudnya, dia ingin mati dan tidak ingin hidup karena beban berat yang selalu dihadapinya). (HR Bukhari)
5. Belum akan terjadi kiamat sehingga anak selalu menjengkelkan kedua orang tuanya, banjir di musim kemarau, kaum penjahat melimpah, orang-orang terhormat (mulia) menjadi langka, anak-anak muda berani menentang orang tua serta orang jahat dan hina berani melawan yang terhormat dan mulia. (HR. Asysyihaab).
6. Belum akan kiamat sehingga tidak ada lagi di muka bumi orang yang menyebut : “Allah, Allah.” (HR. Muslim)
7. Belum akan datang kiamat sehingga seorang membunuh tetangganya, saudaranya dan ayahnya. (HR. Bukhari)
8. Belum akan datang kiamat sehingga manusia berlomba-lomba membangun dan memperindah masjid-masjid. (HR. Abu Dawud)
9. Di antara tanda-tanda kiamat ialah ilmu terangkat, kebodohan menjadi dominan, arak menjadi minuman biasa, zina dilakukan terang-terangan, wanita berlipat banyak, dan laki-laki berkurang sehingga lima puluh orang wanita berbanding seorang pria. (HR. Bukhari)
10. Belum akan datang kiamat sehingga manusia berlomba-lomba dengan bangunan-bangunan yang megah. (HR. Bukhari)
11. Belum akan tiba kiamat sehingga merajalela ‘Alharju’. Para sahabat lalu bertanya, “Apa itu ‘Alharju’, ya Rasulullah?” Lalu beliau menjawab,”Pembunuhan… pembunuhan…” (HR. Ahmad)
12. Belum akan tiba kiamat melainkan matahari akan terbit dari Barat. Jika terbit dari Barat maka seluruh umat manusia akan beriman. Pada saat itu tidak bermanfaat lagi iman seseorang kepada dirinya sendiri yang belum beriman sebelum itu, atau dia belum mengusahakan kebaikan dalam masa imannya.” (HR. Bukhari dan Muslim)
13. Belum akan tiba kiamat sehingga harta banyak dan melimpah, dan orang ke luar membawa zakat hartanya tetapi tidak ada yang mau menerimanya, dan negeri-negeri Arab kembali menjadi rerumputan hijau dengan sungai-sungai mengalir. (HR. Muslim)
14. Tibanya kiamat atas makhluk-makhluk yang jahat. (HR. Muslim)
Penjelasan:
Artinya : Saat kiamat tiba, tidak ada lagi orang yang beriman. Jadi yang ditimpa azab kiamat ialah orang-orang yang jahat.
15. Saat akan tiba kiamat, jaman saling mendekat. Satu tahun seperti sebulan, sebulan seperti seminggu, seminggu seperti sehari, sehari seperti satu jam dan satu jam seperti menyalakan kayu dengan api. (HR. Tirmidzi)
Penjelasan:
Jika kiamat tiba maka rotasi bumi makin cepat. Kalau rotasi sekarang 1000 mil per jam, maka dapat diperkirakan pada hari kiamat tujuh kali atau dua belas kali bahkan lebih.
16. Demi yang jiwa Muhammad dalam genggaman-Nya. Tiada tiba kiamat melainkan telah merata dan merajalela dengan terang-terangan segala perbuatan mesum dan keji, pemutusan hubungan kekeluargaan, beretika (berakhlak) buruk dengan tetangga, orang yang jujur (amanat) dituduh berkhianat, dan orang yang khianat diberi amanat (dipercaya). (HR. Al Hakim)
17. Belum akan tiba kiamat sehingga kaum muslimin berperang dengan orang-orang Yahudi. Kaum muslimin membunuh mereka dan mereka bersembunyi di balik batu dan pohon-pohonan. Lalu batu dan pohon-pohon berkata, “Wahai kaum muslimin, wahai hamba Allah, ini orang Yahudi di belakang saya. Mari bunuhlah dia.” Kecuali pohon “Gharqad” yang tumbuh di Baitil Maqdis. Itu adalah pohon orang-orang Yahudi. (HR. Ahmad)
18. Orang-orang ahli (Laailaaha illallah) tidak akan mengalami kesepian tatkala wafat, saat di kuburan dan ketika dibangkitkan. Seolah-olah aku melihat mereka ketika dibangkitkan (pada tiupan sangkakala yang kedua). Mereka sedang menyingkirkan tanah (pasir) dari kepala mereka seraya berkata, “Alhamdulillah, yang telah menghilangkan duka-cita dari kami.” (HR. Abu Ya’la)
19. Kamu akan dibangkitkan pada hari kiamat tanpa sandal, telanjang bulat dan tidak dikhitan. Aisyah bertanya, “Ya Rasulullah, laki-laki dan perempuan saling melihat (aurat) yang lain?” Nabi Saw menjawab, “Pada saat itu segala urusan sangat dahsyat sehingga orang tidak memperhatikan (mengindahkan) hal itu.” (Mutafaq’alaih)
20. Didatangkan kebaikan-kebaikan (pahala) dan kejahatan-kejahatan (dosa) seorang hamba, lalu saling mengikis dan bila masih tersisa kebaikan (pahala) itu Allah akan melapangkannya untuk masuk surga. (HR. Bukhari)
21. Seorang anak Adam sebelum menggerakkan kakinya pada hari kiamat akan ditanya tentang lima perkara: (1) Tentang umurnya, untuk apa dihabiskannya; (2) Tentang masa mudanya, apa yang telah dilakukannya; (3) Tentang hartanya, dari sumber mana dia peroleh dan (4) dalam hal apa dia membelanjakannya; (5) dan tentang ilmunya, mana yang dia amalkan. (HR. Ahmad)
22. Amal seseorang tidak dapat menyelamatkannya. Seorang sahabat lantas bertanya tentang sabda tersebut, “Termasuk engkau juga, ya Rasulullah?” Rasulullah lalu menjawab, “Ya, aku juga, kecuali dikarunia Allah dengan rahmat-Nya. Walaupun demikian kamu harus berbuat yang benar (baik).” (HR. Bukhari dan Muslim)
23. Yang pertama diadili antara manusia pada hari kiamat ialah kasus pembunuhan. (HR. Muslim)

HADITS YANG BERHUBUNGAN DENGAN EKONOMI

                                                                               
وَعَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اَللَّهِ -رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهُمَا- قَالَ : ( نَهَى رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه 
وسلم عَنْ بَيْعِ اَلصُّبْرَةِ مِنَ اَلتَّمْرِ لا يُعْلَمُ مَكِيلُهَا بِالْكَيْلِ اَلْمُسَمَّى مِنَ اَلتَّمْرِ )  رَوَاهُ مُسْلِمٌ 
Jabir Ibnu Abdullah Radliyallaahu 'anhu berkata: Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam melarang jual-beli setumpuk kurma yang tidak diketahui takarannya dengan kurma yang diketahui takarannya. Riwayat Muslim.
Manfaat penerapan ekonomi:

1.Keberkahan, Menerapkan dan mengamalkan ekonomi syariah akan mendapatkan keuntungan duniawi dan ukhrawi. Banyak mereka yang sudah mengimplementasikan kemudian memberi testimoni bahwa salah satu keungulan bentuk harta yang halal adalah keberkahan. Dalam prakteknya seberapapun besarnya harta yang diterima maka akan selalu cukup dengan kebutuhan yang ditanggung. Baik diterima besar maupun kecil.
2.Tanpa ada pihak yang dirugikan, dengan melakukan praktek ekonomi berdasarkan syariah Islam selain mendapatkan nilai ibadah akan ada keadilan didalamnya. Sistem pembagian keuntungan ekonomi syariah ditetapkan dengan sistem bagi hasil yang telah disepakati semua pihak. Dalam hukum Islam apabila terdapat satu atau lebih pihak yang merugi karena pengambilan keuntungan yang terlalu besar diluar kesepakatan maka hal ini termasuk penganiayaan dan diharamkan.
3.Distribusi merata, Bahkan untuk tuntunan yang mungkin terlihat sebagai sesuatu yang berat dan menyakitkan, akan ada hikmah yang membawa kemaslahatan (QS. 2:216). Dalam skala makro dapat dipastikan penerapan ekonomi syariah akan memeratakan distribusi pendapatan dan kekayaan seperti halnya era Abdullah ibn Umar. Dari sinilah peran zakat, infaq sadaqah juga athaya oleh negara kepada masyarakatnya.
4.Tahan Krisis, banyak ahli yang telah mengakui salah satu keuntungan ekonomi syariah. Ekonomi syariah dapat mengurangi kerentanan perekonomian akibat fenomena yang disebut sebagai decoupling economy. Melalui sistem bagi hasil, ekonomi syariah membuat tidak adanya jarak antara sektor keuangan dan sektor riil.
5.Pertumbuhan Entrepreneur tanpa riba. Sistem penerapan ekonomi syariah memiliki prinsip bagi hasil (lost and profit sharing) yang merupakan implementasi keadilan dalam roda perekonomian. Salah satu cerminannya adalah dalam produk-produk mudharabah dan musyarakah yang telah diterapkan di singapura dan Inggris.
Dalam penerapan transaksi ekonomi mudharabah, dimana pemilik modal (financer) dan pengelola (enterpreuneur) bersepakat dalam suatu proyek jika mendapatkan keuntungan maka masing-masing akan mendapat bagian sesuai dengan nisbah yang telah ditetapkan dalam kontrak.
Sementara apabila merugi, maka pihak pertama saja yang kehilangan sebagian dari modalnya. Sedangkan pihak kedua kehilangan kesempatan untuk mendapatkan nisbah keuntungan dan imbalan dari hasil kerjanya selama proyek berlangsung.
Fair bukan
Dengan berbagai kelebihan yang dimiliki, penerapan sistem ekonomi syariah jelas merupakan pilihan yang sangat menguntungkan. Kecuali mereka yang mementingkan eksploitasi.
Bicara tentang eksploitasi, tentu akan menarik kalau kita membicarakan digital marketing alias cara pemasaran dengan media internet. Tentu eksploitasi dalam konteks yang baik